Senin, 20 Oktober 2014

Review Jurnal

Review Jurnal


Nama penulis: Jonathan Ginting dan Praditya Nugraha


Tujuan:
Mencari alternatif sumber energi yang ada pada saat ini, dalam hal ini adalah minyak bumi. Dikarenakan minyak bumi tidak dapat diperbaharui, dalam jangka panjang energi minyak bumi akan habis dikarenakan pemakaian terus-menerus. Selain itu, jurnal ini juga bertujuan untuk mengembangkan proses reaktif distilasi untuk memproduksi biodiesel dengan bahan baku minyak biji karet dan mempelajari pengaruh jumlah katalis (%), temperature, perbandingan methanol dan minyak terhadap produk biodiesel yang dihasilkan.

Latar Belakang:
Minyak bumi merupakan sumber energi yang tak dapat diperbaharui. Adanya kenaikan harga BBM di Indonesia akhir-akhir ini mendorong upaya penghematan maupun penelitian untuk mendapatkan bahan bakar baru pengganti minyak bumi. Data dari statistical review of worl energy 2009,brp.com menjelaskan bahwa cadangan minyak bumi tidak banyak lagi dan diperkirakan dalam jangka beberapa puluh tahun kedepan minyak bumi akan habis. oleh Karena itu, diperlukan bahan bakar alternatif untuk mengatasi hal tersebut. Minyak nabati seperti minyak kedelai, minyak kelapa sawit dan minyak zaitun dapat kita manfaatkan sebagai bahan bakar baru pengganti minyak bumi terutama bahan bakar mesin diesel (biodiesel). Biodiesel dari minyak nabati mempunyai kelebihan seperti ramah lingkungan, dapat diperbaharui dan menghasilkan emisi gas buang yang relatif lebih bersih

Metode:
Menggunakan proses esterifikasi. Proses esterifikasi akan dipelajari perbandingan katalis dan methanol (volume) dan temperature operasi. Rancangan percobaan menggunakan metode factorial design 2 level. Variebel tetap; volume biji karet 250 ml; tekanan 1 atm; konsentrasi asam 1M. Variabel berubahnya temperature 60 C(-); 80 C(+) dan perbandingan methanol dengan minyak 2:1(-); 4:1 (+) (v/v).

Hasil:
1.      Setelah dianalisa kandungannya yang meliputi kadar air, kadar minyak dan kadar abu. Diketahui bahwa biji karet berpotensi diambil minyaknya, dimana dari hasil penelitian didapatkan minyak yang cuku tinggi sekitar 50,5%

2.      Tahap selanjutnya adalah biji karet dianalisis parameter kadar asam lemak bebas, viskositas, densitas dan komponen penyusun minyak. Hasilnya adalah kadar asam lemak bebas dalam biji karet sangat tinggi. Oleh karena itu masih dibutuhkan tahap esterifikasi dan transesterifikasi guna mengkonversi minyak biji karet menjadi metal ester/biodiesel. Proses esterifikasi bertujuan mengkonversi asam lemak bebas menjadi metal ester dan proses transesterifikasi bertujuan mengkonversi metal trigliserida metal ester/biodiesel.

3.      Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan waktu operasi untuk setiap proses esterifikasi. Percobaan run (1) dimana kondisi operasi yang dilangsungkan adalah temperature 60oC dan perbandingan asam lemak bebas dengan methanol 1;4 (v/v) diperoleh waktu operasi sekitar 55 menit. Percobaan run (4) dimana dilangsungkan adalah temperature 80oC dan perbandingan asam lemak bebas dengan katalis 1:2 (v/v) diperoleh waktu operasi sekitar 85 menit.

Kesimpulan:

Bijih karet mempunyai krakteristik kadar air 16,57% dan kadar minyak sebesar 50,5%. Waktu yang dibutuhkan untuk proses esterfikasi beragam dari 60-80 menit. Variabel perbandingan volume asam lemak bebas dengan methabol lebih berpengaruh dibandingkan dengan variabel temperature. Konversi paling besar pada T-60OC, perbandingan methanol minyak (4:1) yaitu 25,86%

Tidak ada komentar:

Posting Komentar